Pesona 1074 Idang Talam di Banda Aceh Pecahkan Rekor MURI

Peserta membawa idang talam memecahkan rekor MURI di Banda Aceh. Foto oleh merdeka.com



NAMARAHET.COM, BANDA ACEH | 1.074 idang talam dibawakan para pria di Kota Banda Aceh menjadi pesona dalam rangka memeriahkan Aceh International Halal Food Festival 2017, telah memecahkan rekor MURI.

Idang talam adalah hidangan makanan yang dimasukkan dalam talam, lalu dibungkus dengan kain kuning. Idam talam ini sudah menjadi tradisi di Aceh yang dibawa pria. Baik kenduri maulid, pesta perkawinan, nuzulul Alquran dalam bulan puasa dan sejumlah kegiatan pesta rakyat lainnya.

Ribuan idang talam itu diletakkan secara berbaris di depan Balai Kota Banda Aceh sebelum petugas dari MURI memberikan penilaian. Idang talam yang merupakan sumbangan swadaya dari 90 gampong di Kota Banda Aceh, dibawa secara berbaris.

Setelah MURI memberikan sertifikat, warga yang berkunjung pada acara tersebut, langsung menyerbu makanan yang disediakan secara gratis. Meskipun matahari panas, tetap bersemangat menghabiskan semua hidangan itu.

Referentatif MURI, Feisal Nahdirrahman mengaku, MURI memberikan penghargaan atas budaya dan kebiasaan yang berlaku di Aceh. Karena ini tidak bisa dilakukan oleh orang lain, maka MURI memberikan rekor dunia 1.074 idang talam yang dibawakan oleh laki-laki di Aceh.

"Ini kita berikan rekor dunia, setelah kami telusuri, ternyata tidak ada di tempat lain dan tidak bisa dilakuan di tempat lain, karena ini adat dan budaya dari Aceh sendiri," kata Feisal Nahdirrahman di Banda Aceh, Minggu (20/8).

Mukim Putroe Phang, Kecamatan Baiturrahman, Amirullah mengatakan, kegiatan ini untuk membangkitkan kembali kebiasan atau tradisi rakyat Aceh sebelumnya. Karena selama ini sudah mulai terkikis dengan nasi bungkus, hingga nyaris hilang tradisi seperti ini.

"Ini untuk menghidupkan kembali adat istiadat yang berlaku di Aceh, dalam talam ini ada lauk pauk untuk makanan. Kalau kita kebiasaan nasi bungkus, hilang kebiasaan adat Aceh, kita hidupkan kembali kebiasaan yang lama," jelas Amirullah.

Katanya, idang talam memecahkan rekor dunia ini merupakan swadaya dari masyarakat di Kota Banda Aceh. Ada sembilan kecamatan, 90 gampong di Banda Aceh, setiap gampong membawa 10 hidangan. "Ini murni pertisipasi dari masyarakat, sumbangan dari setiap gampong," jelasnya.

Rekor dunia yang diberikan MURI diterima langsung oleh Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah, didampingi Ketua DPR Aceh Tgk Muharuddin, Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman dan sejumlah Forkompinda lainnya.

"Di Aceh banyak kuliner yang istimewa, tinggal bagaimana kita menyajikannya dengan baik," jelas Nova Iriansyah.

Kataya, dalam satu bulan ini, sudah dua rekor MURI diperoleh Aceh. Pertama penari saman terbanyak di Gayo Lues, kemudian memcecahkan rekor dunia 1.074 idang talam terbanyak yang dibawakan oleh laki-laki di Banda Aceh.

"Terima kasih untuk seluruh rakyat Aceh, juga kepada warga kota Banda Aceh atas partisipasi memecahkan rekor MURI ini," jelasnya.

Aminullah Usman berencana akan menjadikan kegitan ini sebagai agenda tahunan. Pertama sekali saat Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh meminta siapkan 1.000 idang talam, pertama ia berpikir ini mustahil dilakukan.

"Ternyata setelah kita bekerja sama, dibantu oleh Asisten I Pemerintah Kota Banda Aceh, ternyata kita berhasil hari ini," kata Aminullah Usman.

Menurutnya, khususnya Banda Aceh memiliki banyak ekonomi kreatif yang harus dikembangkan. Terutama sektor ekonomi bidang pariwisata yang memiliki banyak potensi di Aceh. 

Sumber : merdeka.com

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

Tinggalkan komentar Anda... EmoticonEmoticon